-
DILAN 1983: WO AI NI
Rp 95.000
Judul: Dilan 1983: Wo Ai Ni
Format: 14 x 20,5
Halaman: 260 hlm.

Sinopsis:

Novel Dilan 1983 bercerita saat Dilan masih berusia sepuluh tahun. Masih anak-anak dan sempat tinggal brsama keluarganya di provinsi Timor Timur (kini negara Timor Leste) karena harus mengikuti ayahnya yang bertugas sebagai tentara Indonesia. Di sanalah Dilan mulai kenal Pasar Marcado Lama, Toko Surabaya, Kota Dili, Kota Manatuto, Kota Balibo, Kota Viquque, Kota Baucau, Gereja Santa Cruz, dan Xanana Gusmao—pejuang kemerdekaan Timor Timur yang dikenal sebagai tokoh pemberontak Fretilin. Zaman itu susah air bersih, banyak kerbau dan juga buaya.

Di Timor Timur, Dilan sekolah di SD yang ada di Desa Bairo Pite. Itu sekolah negeri yang di belakangnya terdapat sungai Bebora. Teman sebangkunya adalah Antonion Ximenes Lopes dan dari si Lopes itulah Dilan mulai bisa sedikit bahasa Tetun (yaitu bahasa Timor Timur).

“Dilan, feto Bandung mesak bonita bonita deit?” tanya Lopes.

“Sonia Dora Carrascalao bonita liu,” jawab Dilan tertawa. Hau hadomi o, Nona.

Tahun 1983, setelah satu setengah tahun tinggal di Timor Timur, Dilan kembali ke Bandung dan sekolah di SD tempat dulu dia sekolah. Dilan pun bertemu lagi dengan teman-teman lamanya.

Lalu siapa Mei Lien? Dia itu gadis Tionghoa, murid baru enam bulan pindahan dari Semarang. Dilan suka, tapi mana boleh anak kecil pacaran. Gak boleh, dan ini memang bukan novel tentang pacaran, hanya cinta monyet biasa di tengah ngerinya peristiwa penembakan misterius atau yang disingkat Petrus, yaitu suatu operasi rahasia yg berlangsung di zaman pemerintahan Orde Baru.

Kemudian berkat Mei Lien, Dilan beli kamus bahasa Mandarin. “Kemaren kau bahasa Tetun, sekarang bahasa Mandarin!” seru Bunda.

Kira-kira seperti itulah kisahnya. Harus ditulis, termasuk kenapa tahun 1987 Dilan berhenti sekolah SMA dan baru sekolah lagi tahun 1988. Setuju! Karena “Waktu akan membuat kita lupa, tapi yang kita tulis, akan membuat kita ingat.”